Selasa, 25 Desember 2012

Trah Mangir dan Nurmahmudi Ismail, walikota Depok Jawa Barat

memang seharusnya sebagai pemimpin kota Depok meninjau kebawah , keladang dan kebun kebun petani,dan seperti biasa , sebagai Trah Mangir, aku dituntut untuk kreatif membangun umat, antara lain menanam kol dataran rendah di kota Depok, dan memang setelah itu Depok akan bertebaran dengan petani Kol.

Sultan Agung ing Mataram dan Hafidz Ammar, trah Mangir di Tapos Depok

Raja yang besar, keturunan orang orang yang besar, pejuang yang tangguh, petarung yang cerdik, psikolog massa yang mampu menyatukan umat.

Senin, 09 April 2012

Wejangan Ki Juru Mertani Mataram.by hasnan habib kota depok

Menuju hakekat hidup yang penuh berkah dan rahmah, meretas ketentraman, ketenangan batin, kedamaian, di hati dan di bumi dengan jiwa toleransi yang tinggi. Menggapai puncak spiritual yang terletak pada sikap perbuatan : arif dan bijaksana (al-hikmah). Di sini perlu mengembangkan sisi esoteris Islam. Sisi ini merupakan pemahaman keislaman yang moderat, serta bentuk dakwah yang mengedepankan perkataan mulia (qaulan karimah), keutamaan sikap mulia (qaulan ma’rufa), perkataaan yang pantas (qaulan maisura), perkataan yang lemah lembut (qaulan layyinan), perkataan yang berbekas pada jiwa (qaulan baligha), perkataan yang berat (qaulan tsaqila).

Wewaler Ki Juru.by hasnan habib kota depok

1. Siapa gemar membantu dan menolong orang lain, maka ia akan selalu mendapatkan kemudahan. 2. Siapa yang memiliki sikap welas asih pada sesama, maka ia akan disayang sesama pula. 3. Siapa suka mencelakai sesama, maka hidupnya akan celaka dan dicelakakan orang lain. 4. Siapa suka meremehkan kebaikan sesama maka ia akan diremehkan banyak orang. 5. Siapa gemar mencaci dan mengolok orang lain, maka ia akan menjadi orang hina dan diolok olok orang lain. 6. Siapa yang gemar menyalahkan orang lain, sesungguhnya ialah orang lemah dan akan disalah salahkan orang lain. 7. Siapa menanam “pohon” kebaikan maka ia akan menuai buah kebaikan itu.

Rabu, 04 April 2012

Petilasan Ki Ageng Mangir, Pajangan Bantul Yogyakarta.by hasnan habib kota depok

Situs Mangir yang berada di dusun Mangir lor, kidul dan lor, desa Sendangsari, Pajangan Bantul. dan disitus ini banyak kita temui beberapa saksi sejarah Ki ageng mangir yang begitu melegendan sebab ia tidak mau tunduk oleh kerajaan mataram ataupun pajang. dan begitu keras kekukuhannya. kerajaan mataran yang dipimpin oleh panembahan senopati. hingga akhirnya panembahan senopati memancing umpan meruntuhkan kekuasaan mangir dengan mengirimkan putrinya (sekar pambayun) sebagai pemancing taktik panembahan senopati melakukan jalan halus agar bisa menghancurkan keras kepalanya ki ageng mangir. dengan menyuruh anaknya menggoda dan menikahi ki ageng mangir. hingga akhirnya ki ageng mangir menjadi menantu dari panembahan senopati. dan karna kecantikan dan hasutan dari sekar pambayun akhirnya ki ageng mangir mengiyakan niat buruk yang sedang direncanakan panembahan senopati.

Jumat, 30 Maret 2012

Aku dan rombongan walikota Depok Badrul Kamal.by hasnan habib kota Depok


Lingkunganku yang bersih dan alami dengan udara yang segar dan air yang mengalir terus menerus membuatku berfikir apakah ada usaha tertentu yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi warganya, saat itulah aku mencoba untuk mengembangkan ikan bandeng di air tawar, ternyata bandeng dapat tumbuh baik di air tawar.Gambar ini adalah saat Badrul Kamal ( Walikota Depok masa itu) berkunjung ke kolam bandeng kami .by hasnan habib

Trah Mangir : Tempat turunnya wahyu keraton Mataram, Dlepih. by hasnan habib kota Depok


Objek Ritual Kahyangan Dlepih Wonogiri


Objek tersebut terletak di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Ke lokasi itu, waktu tempuh sekitar satu jam 30 menit dari pusat kota Wonogiri.Wisata ritual Kahyangan adalah tempat petilasan pertapaan Raja-raja tanah Jawa. Di tempat inilah Danang Suto Wijoyo mendapatkan wahyu Raja dan kemudian setelah menjadi Raja bergelar Panembahan Senopati. Di tempat ini pulalah Danang Suto Wijoyo mengadakan perjanjian dengan Kanjeng Ratu Kidul untuk bersama-sama membangun Pemerintahan di Jawa ( Mataram). 

Obyek wisata ini tepatnya terletak di desa Dlepih Kecamatan Titromoyo, berjarak 50 kilometer ke arah tenggara dari Kota Wonogiri. Sampai sekarang tempat ini dikeramatkan oleh Kasultanan Yogyakarta, terbukti setiap delapan tahun sekali diadakan upacara Labuhan Ageng.

Begitu pula pada malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon setiap bulan Suro, Pemkab Wonogiri mengadakan upacara Sedekah Bumi, dilanjutkan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk. 

Upacara tersebut adalah sebagai wujud terima kasih dan doa rakyat Wonogiri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu diberi keselamatan dan ketenteraman.Obyek wisata ini selalu dipadati pengunjung yang akan melakukan meditasi, menyatu dengan kekuasaan Ilahi, agar terkabul permohonannya. Kegiatan ini berjalan setiap hari, dan mencapai puncaknya pada setiap malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon. by hasnan habib kota Depok.


Menurut ramalan Ki Ageng Giring, bahwa bumi mentaok tersebut kemudian hari akan menjadi kerajaan besar. Ramalan tersebut menimbulkan kekhawatiran Sultan Hadiwijaya, sehingga beliau menunda pemberian bumi Mentaok kepada Ki Gede Pemanahan. Setelah agak lama, Ki Gede Pemanahan minta tolong kepada Sunan Kalijaga untuk menagih kepada Sultan Hadiwijaya perihal bumi Mentaok. Bareulah kemudian bumi Mentaok diberikan penuh kepada Ki Gede Pemanahan.
Bumi Mentaok yang merupakan tanah perdikan (berdaulat penuh), akhirnya menjadi daerah yang ramai dan makmur, sehingga layak menjadi suatu kerajaan tersendiri. Danang Sutawijaya sebagai calon raja masih merasa ragu-ragu akan keselamatannya karena beliau merasa bukan keturunan raja atau bangsawan.  Maka kemudian Raden Danang Sutawijaya bertapa terlebih dahulu untuk minta berkah Ilahi sekaligus mencari petunjuk calon permaisuri.
Perjalanan bertapa Raden Danang Sutawijaya mengarah ke timur selatan Kali Bengawan Solo. Sampai Ndlepih beliau berjumpa Ki Penjawi sahabat ayahandanya, bersama putri Nyimas Waskitajawi putrinya yang sedang bertirakat. Atas Permintaan Raden Danang Sutawijaya Ki Penjawi menikahkan putrinya dengan Panembahan Senopati di Ndlepih , kelak Waskita Jawi akan dijadikan permaisuri setelah nanti dinibatkan menjadi Sultan Mataram. Sebelumnya beliau mendapat firasat bahwa Nyi Mas Waskitajawi  kelak akan menjadi ibu (babon) raja di Jawa.   Waktu di Dlepih Ki Penjawi dan Sutowijaya menginap di rumah Ki Puju. Ki Puju adalah seorang petani yang sehari-harinya mencari kayu bakar di hutan Dlepih. Anaknya Ny Puju atau Roro Semangkin, sebagai penjual pecel yang sangat terkenal dengan masakan dari pucuk daun puju.
Suatu hari Raden Danang Sutawijaya minta ijin kepada Ki Penjawi mertuanya bahwa dirinya akan masuk kehutan Dlepih untuk bertapa mengikuti jejak Sunan Kalijaga. Nyimas Wakitajawi sengaja ditinggal di rumah, karena tempat yang dituju sangat sukar ditempuh dan wingit. Dalam perjalanan menuju hutan Dlepih, Raden Danang Sutawijaya sampai pada dua batu besar yang bentuknya pipih lebar, sedang ujung atasnya saling bersinggungan sehingga rongganya dapat digunakan untuk lewat. Batu tersebut sampai sekarang masih tegar berdiri dan dinamakan batu selo gapit atau selo panangkep, kemudian beliau meneruskan perjalanan menuju selatan melalui sela gapit. Setelah sampai pada batu besar yang berongga semacam goa, datar dan atasnya melebar seperti payung. Beliau berhenti dan melakukan tafakur di situ. Batu tempat bertafakur tersebut dinamakan sela payung atau batu pamelengan.
Raden Danang Sutawijaya adalah orang muslim taat, maka walaupun menjalani tapa dengan cara patrap semedi, tetapi saat tertentu melakukan sholat lima waktu. Untuk melakukan sholat dipilihnya batu gilang yang hitam mendatar bagaikan sebuah meja yang terletak di sebelah selatan Selo Payung. Batu tempat sholat itu dinamakan Selo Gilang atau batu pesalatan.
Begitu pula pada pagi dan sore hari, Raden Danang Sutawijaya melakukan mandi di sebuah air terjun dekat batu pesalatan yang airnya jernih. Kedung tersebut dinamakan kedung pasiraman.
Demikian kegiatan sehari-hari Raden Danang Sutawijaya di hutan Dlepih. Sedang setiap ahrinya untuk keperluan makan dan minum dikirim oleh Roro Semangkin, karena Nyimas Waskitajawi tidak berani melanggar perintah suaminya masuk hutan Dlepih. Setelah beberapa hari berjalan, sebagai manusia biasa Waskitajawi memiliki rasa cemburu terhadap Raden Danang Sutawijaya yang betah di dalam hutan Dlepih. Kemudian Nyimas Wakitajati mengutus Ki Puju untuk menyelidiki kegiatan calon suaminya. Maka berangkatlah Ki Puju ke dalam hutan mengintip kegiatan Raden Danang Sutawijaya.
Bertepatan waktu pada hari itu Raten Danang Sutawijaya sedang semedi di selo Pamelengan didatangi oleh Kanjeng Ratu Kidul salah satu putri jin keturunan Jin Nabi Sulaiman bernama Muammar di kerajaan Boko Prambanan,  yang telah menjadi kekasihnya semenjak beliau di muara kali opak (pantai laut selatan). Oleh karena pertemuan dua insan itu dirasa kurang enak, Raden Danang Sutawijaya mengajak pindah dari batu pamelengan ke selo Gilang yang lebih sepi dan terlindung hutan lebat. Konon dikisahkan, pada pertemuan mereka menikah dengan wali Jin  Muaamar , ayah Kanjeng Ratu Kidul , setelah itu mereka saling memadu cinta dan Kanjeng Ratu Kidul seperti ikrarnya semula sangggup membantu berdirinya kerajaan Mataram hingga rakyatnya mengalami kesejahteraan. Alhasil belum puas mereka melaksanakan pertemuan, Kanjeng Ratu Kidul terperanjat karena merasa ada seseorang manusia yang mengintip dari semak-semak belukar. Kanjeng Ratu Kidul merasa dirinya 'kamanungsan' maka beliau segera melesat menghindar dan gerakannya menyangkut tasbih Raden Danang Suta Wijaya sampai putus berserakan jatuh di Kedung Pasiraman

Ki Ageng Mangir stories: Bendera Mataram.by hasnan habib kota Depok


Umbul atau bendera utama tentara Mataram dibawah pimpinan Sultan Agung Hanyokrokusumo, ada pengaruh kerajaan Ottoman Turki .
by hasnan habib kota Depok